Senin, 28 Desember 2009

PENANGGULANGAN MASALAH GIZI BURUK

PENANGGULANGAN MASALAH GIZI BURUK

I.Latar belakang masalah

1.Terjadi ledakan kasus gizi buruk di beberapa daerah (NTB, NTT, Lampung, Banten)
2.Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk tinggi dan selama beberapa tahun terakhir penurunannya sangat lambat
3.Penyebab kejadian gizi buruk :
a.Kemiskinan
b.Karena pola asuh yang tidak baik
c.Adanya penyakit kronis
4.Kejadian gizi buruk tidak terjadi secara akut tetapi ditandai dengan kenaikan berat badan anak yang tidak cukup selama beberapa bulan sebelumnya yang bisa diukur dengan melakukan penimbangan secara bulanan
5.Sebagian besar kasus gizi kurang dan gizi buruk dengan tatalaksana gizi buruk dapat dipulihkan di Puskesmas/RS

II.Tujuan
Umum : menurunkan angka gizi buruk dari 8,5% menjadi 5% pada akhir 2009 (target RPJM 2005-2009)
Khusus :
1.Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan balita di posyandu
2.Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana kasus gizi buruk di puskesmas/RS dan rumah tangga
3.Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin
4.Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI)
5.Memberikan suplementasi gizi (kapsul Vit.A) kepada semua balita

III.Strategi
1.Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan pertumbuhan
2.Melibatkan peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan kelompok potensial lainnya.
3.Meningkatkan cakupan dan kualitas melalui peningkatan keterampilan tatalaksana gizi buruk
4.Menyediakan sarana pendukung (sarana dan prasarana)
5.Menyediakan dan melakukan KIE
6.Meningkatkan kewaspadaan dini KLB gizi buruk


IV.Kegiatan
1.Deteksi dini gizi buruk melalui bulan penimbangan balita di posyandu
Melengkapi kebutuhan sarana di posyandu (dacin, KMS/Buku KIA, RR)
Orientasi kader
Menyediakan biaya operasional
Menyediakan materi KIE
Menyediakan suplementasi kapsul Vit. A
2.Tatalaksana kasus gizi buruk
Menyediakan biaya rujukan khusus untuk gizi buruk gakin baik di puskesmas/RS (biaya perawatan dibebankan pada PKPS BBM)
Kunjungan rumah tindak lanjut setelah perawatan di puskesmas/RS
Menyediakan paket PMT (modisko, MP-ASI) bagi pasien paska perawatan
Meningkatkan ketrampilan petugas puskesmas/RS dalam tatalaksana gizi buruk
3.Pencegahan gizi buruk
Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita gakin yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang
Penyelenggaraan PMT penyuluhan setiap bulan di posyandu
Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan
4.Surveilen gizi buruk
Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi)
Pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk
Pemantauan status gizi (PSG)
5.Advokasi, sosialisasi dan kampanye penanggulangan gizi buruk
Advokasi kepada pengambil keputusan (DPR, DPRD, pemda, LSM, dunia usaha dan masyarakat)
Kampanye penanggulangan gizi buruk melalui media efektif

6.Manajemen program:
Pelatihan petugas
Bimbingan teknis